Tips Agar Tagihan Listrikmu Bisa Turun

Penulis: Yanuar Mahfudz Safarudin

Biaya listrik pastinya akan selalu menjadi salah satu bagian dari pengeluaran bulanan teman-teman, terutama bagi mereka yang telah berumah tangga, atau yang masih lajang namun telah tinggal mandiri. Terkadang pengeluaran ini bervariasi setiap bulannya, tergantung penggunaan listrik teman-teman. Namun tahukah bahwa ternyata penggunaan listrik tersebut ternyata bisa dihemat lho. Artikel ini akan membahas mengenai banyak hal, mulai dari cara menghitung biaya listrik, prinsip kerja dari peralatan elektronik, hingga tips dan strategi agar tagihan listrik bisa ditekan. Semoga bermanfaat bagi teman-teman PPI UAE semua.


Cara Menghitung Tagihan Listrik

Pada bagian ini, akan dibahas mengenai cara menghitung penggunaan energi listrik, beserta contoh perhitungannya.

Pada prinsipnya, tagihan penggunaan listrik (Cost) dalam rupiah adalah hasil perkalian antara penggunaan energi (E) dalam kWh (kilowatthour), dengan tarif dasar listrik (TDL) dalam rupiah/kWh.

Cost = Biaya listrik dalam rupiah
E = Penggunaan energi listrik dalam kWh
TDL = Tarif dasar listrik dalam kWh

Energi sendiri merupakan daya listrik dari peralatan (P) dalam kW (kilowatt), dikali dengan jam penggunaan (T) dalam jam atau hour.

E = Penggunaan energi listrik dalam kWh
P = Daya listrik pada peralatan dalam kW (kilowatt)
T = Durasi penggunaan peralatan dalam jam atau hour

Sehingga rumus akhir dari biaya listrik adalah sebagai berikut:

Cost = Biaya listrik dalam rupiah
P = Daya listrik pada peralatan dalam kW (kilowatt)
T = Durasi penggunaan peralatan dalam jam atau hour
TDL = Tarif dasar listrik dalam kWh

P didapatkan dari daya pada peralatan listrik. Misalkan pada lampu 20 Watt yang biasa dipasang pada kamar. Karena daya tersebut satuannya masih Watt, maka perlu dibagi dengan 1000 untuk menjadi kilowatt (sama seperti data komputer yang mana 1 kilobyte adalah 1000 byte). Sehingga nilai P pada lampu tersebut adalah 0.02 kW. Kemudian, nilai T adalah seberapa lama lampu tersebut dinyalakan dalam satu hari. Semisal pada kamar saya, lampu kamar 20 Watt tersebut dinyalakan selama 12 jam, dari jam 6 sore hingga jam 6 pagi. Maka nilai T adalah 12 jam.

Hal yang perlu digaris bawahi mengenai waktu penggunaan adalah, tidak semua peralatan listrik yang menyala (semisal 12 jam) lantas nilai T juga 12 jam. Dalam kasus lampu di atas, apabila lampu dinyalakan selama 12 jam, maka lampu akan benar-benar menyala/beroperasi selama 12 jam, sehingga nilai T adalah 12 jam. Namun pada beberapa peralatan (semisal kulkas atau AC), apabila teman-teman perhatikan, terkadang kompresor pada kulkas atau AC akan menyala ketika temperatur kulkas tidak terlalu dingin. Namun apabila temperatur dalam kulkas sudah cukup dingin, maka kompresor kulkas akan mati. Nah, mati dan hidupnya kompresor ini akan menyebabkan nilai T yang dimasukkan akan berbeda dalam rumus nantinya akan diberi faktor pengali (umumnya 0.5) karena nilai T yang dimaksud adalah durasi ketika kompresor menyala. Semisal kulkas dinyalakan selama 24 jam, tidak serta merta kompresor akan menyala juga selama 24 jam. Nilai T yang dimasukkan untuk kulkas dan semisalnya akan dikalikan 0.6, sehingga menjadi T=0.6*24=14.4 jam. Peralatan yang memiliki faktor pengali tersebut umumnya peralatan yang menggunakan sensor otomatis seperti kulkas, AC, seterika, heater air kamar mandi, water dispenser dengan pemanas otomatis, dll. Perhitungan detail seperti ini akan dijelaskan pada masing-masing peralatan pada subbab berikutnya.

TDL sendiri berubah-ubah setiap tiga bulan, tergantung dari penetapan penyesuaian TDL yang dikeluarkan oleh PT. PLN. Tarifnyapun tergantung dari golongan (rumah tangga, bisnis, atau industri) dan batas daya. Untuk memudahkan perhitungan, artikel ini akan menggunakan TDL yang paling sering digunakan, yaitu rumah tangga 1300-2200 VA dengan tarif 1444.7 rupiah per kWh (R1 non subsidi). Apabila teman-teman ingin melihat tarif lengkapnya, bisa lihat pada gambar berikut.

TDL yang dikeluarkan PT. PLN untuk Januari-Maret 2025
sumber: website PLN

Bayangkan teman-teman pergi ke toko alat-alat listrik, hendak membeli lampu 20 Watt. Pertanyaan kemudian muncul, apabila saya membeli peralatan listrik ini dan dinyalakan selama 12 jam tiap harinya, berapakah listrik yang harus saya bayar untuk menyalakan lampu tersebut dalam satu bulan (12 jam selama 30 hari)?

Lampu 20 Watt
sumber: website philips

Untuk menghitungnya mudah sekali, tinggal masukkan saja pada rumus yang telah disampaikan di atas. Dari informasi tersebut, didapatkan bahwa daya lampu adalah 20 Watt (0.02 kW) dan nilai T adalah 12 jam perhari. Kemudian nilai TDL adalah 1444.7 rupiah. Maka biaya untuk menyalakan lampu tersebut perharinya adalah Cost harian = 0.02*12*1444.7 = 346.7 rupiah perhari. Kemudian biaya perbulannya adalah 346.7 rupiah perhari dikali 30 hari (satu bulan) yaitu 10 401 rupiah atau sepuluh ribu empat ratus rupiah. Cukup murah bukan? Namun itu hanya berlaku untuk satu lampu. Apabila ruangan teman-teman menggunakan dua buah lampu, teman-teman dapat mengalikannya sendiri dengan jumlah lampu. Perlu diingat bahwa harga dari lampu listrik tersebut kurang lebih 50 hingga 60 ribu rupiah. Artinya, biaya listrik yang diperlukan untuk menyalakan lampu tersebut selama 5 bulan, akan setara dengan biaya pembelian lampu tersebut.

Kasus lain adalah ketika teman-teman mau membeli kulkas dengan daya 70 watt. Kulkas tersebut pastinya akan dinyalakan selama 24 jam, untuk menjaga kesegaran makanan. Dari data tersebut, maka nilai P adalah 0.07 kW, dan nilai T adalah 0.6 x 24 = 14.4 jam. Sehingga biaya listrik adalah 0.07*14.4*1444.7 = 1456.26 rupiah perhari, atau 43 678.8 rupiah perbulan (kurang lebih 43 ribu rupiah).

Potensi Penghematan dari Berbagai Alat Elektronik

Dari subbab sebelumnya, diketahui bahwa terdapat tiga komponen yang mempengaruhi biaya listrik, yaitu daya peralatan, durasi pakai, dan tarif dasar listrik (TDL). Dari ketiga komponen tersebut, TDL tidak dapat diubah, karena pemerintahlah yang menentukan tarif dasar listrik, sehingga strategi penghematan akan terbatas pada memanipulasi nilai P (daya) dan T (durasi pemakaian). Strategi penghematan akan dibagi berdasarkan peralatan listrik.

Cara Memilih Lampu

Tips pertama untuk memilih lampu ialah dengan memilih lampu yang tepat untuk rumah teman-teman. Terdapat beberapa jenis lampu yang ada di pasaran, mulai dari lampu pijar, lampu halogen, lampu fluorescent CFL (umumnya disebut lampu hemat energi), dan lampu LED (Light Emmited Diode). Untuk mengetahui perbandingan daya listrik, mari kita lihat gambar berikut.

Perbandingan lumen terhadap daya lampu dari berbagai jenis lampu
sumber: artikel Martin Wan

Gambar di atas memberikan ilustrasi bahwa dengan lumen atau cahaya yang sama, lampu LED membutuhkan daya yang lebih rendah dibandingkan dengan lampu lainnya. Semisal kamar membutuhkan cahaya sebesar 1300 lumen, maka teman-teman dapat memilih antara lampu pijar 100 watt, halogen 70 watt, CFL 20 watt, atau LED 18 watt. Tentu saja semakin rendah daya listrik akan semakin rendah pula biaya listrik. Untuk penggunaan 12 jam, maka biaya listrik perbulannya adalah 52rb untuk lampu pijar, 36rb untuk lampu halogen, 10400 untuk lampu CFL, dan 9300 untuk lampu LED. Mengganti lampu 20 CFL 20 watt menjadi LED 20 watt dengan penggunaan 12 jam perhari akan menghemat seribu rupiah perbulannya untuk satu buah lampu.

Cara Menghitung Jumlah Lampu Yang Cukup

Jumlah lampu dalam hal ini akan menentukan dua hal, yaitu konsumsi daya listrik dan tingkat kecerahan ruangan apabila lampu dinyalakan. Strategi penghematannya adalah memasang lampu dengan jumlah yang cukup (tidak berlebihan) agar ruangan tetap tersinari dengan baik tanpa harus membayar listrik yang mahal. Terdapat beberapa website online untuk menghitung jumlah lampu dan dayanya, namun saya merekomendasikan website ini. (sumber: https://www.omnicalculator.com/everyday-life/lighting)

Saya juga menyertakan kalkulatornya dalam website ini yang dapat teman-teman gunakan. Sebelumnya ubahlah satuan panjangnya dari ft in menjadi meter, dan satuan luasnya menjadi meter persegi. Kemudian teman-teman hanya perlu mengisi lightning type (misal untuk keperluan kamar, atau dapur dll), panjang dan lebar ruangan (lenghth and width), dan light bulb type (berapa lumen per lampu, yang bisa didapat dari gambar di atas, semisal lampu LED 18W adalah 1300 lumen). Abaikan isian area dan required lumen, dan teman-teman akan mendapatkan berapa lampu yang teman-teman harus pasang di dalam ruangan. Angka ini tidak mutlak, namun bisa menjadi acuan teman-teman agar jumlah lampu tidak terlalu banyak.

Matikan Lampu bila Tidak Digunakan

Salah satu cara termudah untuk menghemat listrik dari penggunaan lampu adalah dengan mematikan lampu apabila tidak digunakan. Terkadang kita teledor nih untuk mematikan lampu, terutama ketika mau tidur. Misal jam 8 malam kita belajar atau nongkrong di ruang keluarga, tapi pas mau tidur, lampu ruang keluarganya masih menyala. Padahal sebenarnya dampaknya lumayan lho.

Berdasarkan perhitungan di bagian sebelumnya, dengan mematikan sebuuah lampu 20 watt pada jam tidur (jam 10 malam sampai jam 6 pagi), potensi penghematannya adalah 280 rupiah perlampu perhari. Kalau ada 5 lampu aja kita rajin matikan tiap hari, potensi penghematannya bisa sampai 20-40 rb rupiah perbulan.

Pada subbab ini akan dibahas mengenai penghematan pada water heater atau pemanas air untuk keperluan mandi.

Cara Kerja Water Heater

Pada water heater, terdapat beberapa komponen, antara lain elemen pemanas, sensor temperatur, dan saklar otomatis. Elemen pemanas berfungsi untuk memanaskan air. Kemudian sensor temperatur berfungsi untuk memberi info suhu air ke controller yang nantinya akan mengatur saklar otomatis untuk menyala apabila suhunya masih dingin, dan mati apabila temperatur air sudah sesuai. Kita perlu bijak dalam menggunakan water heater, karena daya dari pemanas ini cukup tinggi, yaitu berkisar 500 – 1000 watt (setara 16-30 buah lampu 20 watt).

Water heater kamar mandi
Sumber: Flickr
Strategi Penggunaan Water Heater Agar Lebih Hemat

Salah satu tips utama yang sering penulis gunakan adalah, menyalakan water heater hanya ketika air akan dipakai untuk mandi. Saya pribadi menyalakan water heater kurang lebih 30 menit sebelum menggunakan air untuk mandi. Memang air pada heater tidak terlalu panas, tapi toh nantinya air panasnya juga kita akan campur dengan air dingin agar menjadi air hangat. Dengan strategi ini, pemanas air tidak perlu menyala dan memanasi air selama 24 jam. Selain itu strategi ini juga mencegah pemborosan energi karena tidak perlu memanaskan air sampai suhu 90°C, yang toh nantinya akan dicampur juga dengan air dingin supaya menjadi hangat. Adapun biaya yang diperlukan untuk menyalakan water heater 500 watt selama 30 menit adalah 0.5 kW x 0.5 jam x 1444 = 361 rupiah. Cukup murah bila dibandingkan dengan menyalakan water heater selama 24 jam sehari.

Pemanas air yang dimaksud di sini adalah peralatan elektronik yang digunakan untuk memanaskan air minum, baik berupa dispenser dengan heater, maupun teko heater. Prinsip kerja dan komponen dari pemanas ini kurang lebih sama dengan pemanas air kamar mandi, hanya saja skalanya lebih kecil.

Man in business attire pouring water into a white cup from a dispenser.
Pemanas air minum tipe dispenser
Pemilihan Pemanas Air

Saya pribadi menyarankan rekan-rekan untuk menghindari penggunaan water heater tipe dispenser, kecuali apabila dispenser tersebut digunakan oleh banyak orang (semisal untuk dipakai bersama pada ruang kantor). Alasan utamanya adalah karena water dispenser akan memanaskan secara otomatis air minum selama 24 jam, padahal user/pemakai air minum panasnya mungkin tidak lebih dari 5 orang, dan hanya dipakai sesekali. Bayangkan teman-teman membayar listrik untuk menjaga air pada dispenser untuk tetap panas, namun sebenarnya hanya dipakai sesekali. Sebagai alternatif, sebaiknya teman-teman merebus air secara manual menggunakan panci (karena harga gas jauh lebih murah dibandingkan biaya listrik untuk memanaskan air), atau apabila tidak ada kompor (misal pada kamar kos) belilah pemanas air tipe teko. Pemanas air ini akan jauh lebih efektif, karena pemanas hanya bekerja ketika pengguna akan menggunakan air panas, tidak seperti dispenser yang memanaskan air terus-menerus selama 24 jam.

Matikan Apabila Ditinggal Bepergian

Apabila teman-teman menggunakan water dispenser, saran saya adalah matikan listrik dispenser ini apabila ditinggal bepergian (semisal kamar kos yang akan ditinggal pulang kampung, atau dispenser kantor yang akan ditinggal liburan weekend). Mematikan dispenser ini akan mencegah pemborosan energi listrik, yang sebenarnya juga tidak digunakan.

Pengkondisian udara atau Air Conditioner (AC) juga menjadi salah satu komponen utama dari penggunaan listrik rumah tangga. Tagihan listrik akibat AC ini sangat signifikan karena dua hal:
1. Daya AC cukup besar (AC kecil 1/2 pk saja dayanya sudah sekitar 380 kW, setara dengan 18 buah lampu)
2. AC biasanya dinyalakan dengan jam penggunaan yang cukup tinggi, misal dipakai semalaman (jam 8 malam sampai jam 6 pagi)

Dengan mengetahui strategi penggunaan AC, diharapkan teman-teman dapat menghemat tagihan listrik. Sekedar informasi, bahwa daya AC umumnya dalam satuan PK (dalam bahasa inggris umumnya HP atau horse power), yang mana 1 PK adalah 745 kilowatt.

Cara Kerja AC

AC bekerja menggunakan siklus refrigerasi, yaitu kompresi, kondensasi, ekspansi, dan evaporasi. Singkatnya adalah, suatu gas refrigeran (misal freon) di kompresi oleh kompresor  menuju kondensor sehingga  tekanannya menjadi tinggi. Akibat naiknya tekanan ini, suhunya juga meningkat. Seperti ketika teman-teman memompa sepeda, kalau silinder pompanya dipegang akan panas apabila pompa baru saja digunakan. Nah gas refrigeran yang panas ini kemudian diturunkan suhunya pada kondenser, dengan cara dikipasi agar sama dengan suhu ruangan. Fungsi dari kondenser ini adalah menurunkan suhu gas refrigeran yang bertekanan tinggi, sehingga sekarang kita memiliki gas bertekanan tinggi, namun suhunya adalah suhu ruangan (normal). Siklus kompresi dan kondensasi ini kalau pada AC terjadi di sisi AC bagian luar (terdapat kompresor dan kondensor).

Siklus kerja AC
Sumber: Vectorstock, uploaded by AllahFoto
Air conditioner unit mounted outdoors on a building wall, showcasing modern HVAC technology.
Kompresor dan kondensor pada AC

Nah kemudian, refrigeran tekanan tinggi suhu normal ini masuk ke tahap ekspansi. Suhu gas refrigeran kemudian akan turun, lebih rendah dari suhu ruangan, karena tekanan yang tiba-tiba turun. Gas refrigeran suhu rendah inilah yang kemudian di sambungkan ke pipa kecil, dan dikipasi yang akhirnya akan dipakai untuk mendinginkan ruangan teman-teman di rumah. Proses mengipas pipa dingin ini dinamakan proses evaporasi. Kedua proses ekspansi dan evaporasi ini terjadi di sisi AC bagian dalam.

air conditioner, air conditioning unit, hvac, climate control, cooling down, wall-mounted air conditioner, hiwall, fan coil, air conditioning, air conditioner, air conditioner, air conditioner, air conditioner, air conditioner, air conditioning
Proses ekspansi dan evaporasi terjadi pada komponen AC bagian dalam ruangan

Kemudian AC juga dilengkapi dengan sensor suhu dan kontrol otomatis. Misalkan teman-teman ingin menyetting ruangan dengan suhu 20°C. Maka AC akan secara otomatis akan melakukan proses kompresi hingga evaporasi untuk menurunkan suhu agar mencapai mencapai target (20°C). Setelah suhu mencapai target, maka secara otomatis kompresor akan mati dan keseluruhan proses akan berhenti. AC menggunakan daya listrik hanya ketika keempat proses tersebut berjalan (kompresor menyala).

Memilih AC yang Cocok

Pemilihan AC ini sangat meentukan besarnya tagihan listrik teman-teman, baik dari merk AC, maupun kapasitas daya AC dalam PK. Dari segi tipe AC, saya menyarankan teman-teman untuk membeli AC dengan brand yang dikenal baik, dan dengan tipe AC teknologi hemat energi. Walaupun harganya lebih mahal, AC tipe hemat energi ini menggunakan energi listrik yang lebih rendah. Lebih baik membeli AC dengan harga yang beberapa ratus ribu lebih mahal, namun tagihan bulannya lebih rendah dibandingkan membeli AC tipe murah yang tidak hemat energi.

Kemudian dari segi kapasitas daya AC, saya sarankan juga teman-teman perlu menghitung terlebih dahulu seberapa besar AC yang dibutuhkan untuk ruangan. Terdapat beberapa rumus yang dapat digunakan, namun salah satu rumus paling sederhana yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

Misalkan ruangan dengan panjang 3m dan lebar 3m, maka AC yang diperlukan untuk mendinginkan ruangan adalah (3x3x500)/9500=0.47 Pk, atau dibulatkan 1/2 pk. Dengan menggunakan ukuran AC sesuai dengan luas ruangan, teman-teman tetap dapat mendinginkan ruangan secara efektif, tanpa harus membayar lebih mahal tagihan listrik.

Bijaklah Dalam Menentukan Suhu Setting AC

Sering kita lihat orang-orang mensetting AC pada suhu 18°C pada kamarnya, namun tidurnya menggunakan selimut karena kedinginan. Contoh inilah penggunaan AC yang kurang bijak, karena dengan terlalu rendahnya suhu setting, maka kompresor akan bekerja dengan sangat keras untuk menurunkan suhu ruangan. Akibat dari hal tersebut adalah kompresor akan sering menyala, dan tagihan listrik akan membengkak. Saya sarankan teman-teman untuk mensetting AC pada suhu nyaman yaitu sekitar 22-25°C.

AC Perlu Diservis (Dibersihkan) Setiap 6 Bulan Sekali

Bagian penting dari AC yang perlu diservis adalah bagian kondenser dan evaporator. Seperti yang dijelaskan pada prinsip kerja, kondenser adalah komponen berupa pipa yang berisi gas refrigeran panas, yang dikipasi agar suhu gas tersebut turun. Hal yang sama juga dengan evaporator, yang berfungsi untuk mendinginkan ruangan dengan memutar udara dengan kipas pada evaporator yang berisi gas refrigeran dingin.

Bayangkan apabila AC digunakan berbulan-bulan, maka pipa-pipa pada kedua komponen tersebut akan tertumpuk dengan debu, sehingga proses penukaran kalor menjadi tidak maksimal. Akibatnya adalah ruangan menjadi tidak terlalu dingin, dan berdampak pada durasi menyalanya kompresor akan semakin lama. Dengan rajin membersihkan bagian kondenser dan evaporator, maka proses pendinginan akan lebih maksimal, ruangan akan menjadi cepat dingin, dan kontrol otomatis akan mematikan kompresor apabila suhu sudah mencapai target, dan tagihan listrikpun akan semakin ringan.

Jangan Sering Biarkan Pintu atau Jendela Terbuka

Hal ini sering terjadi nih. AC dinyalakan, tapi jendela atau pintu dibiarkan terbuka. Kadang juga di ruangan kantor, sering rekan kerja membuka ruangan dan tidak ditutup kembali. Pintu dan jendela yang terbuka, akan menyebabkan udara panas dari luar masuk ke dalam ruangan. Akibatnya, suhu ruangan yang seharusnya sudah rendah, akan naik kembali. Karena suhu ruangan tidak sesuai dengan setting, maka kompresor akan bekerja dengan keras menurunkan kembali suhu ruangan yang ternyata pintunya terbuka. Akibatnya adalah kompresor akan sering menyala, dan tagihan listrik akan semakin mahal.

Solusinya adalah dengan selalu menutup pintu apabila hendak masuk/keluar ruangan, supaya suhu ruangan tetap terjaga dingin. Dengan begitu durasi kompresor dalam bekerja akan berkurang, dan tagihan listrik juga akan menurun.

Perhatikan Sumber Panas Dari Dinding

Teman-teman juga perlu memperhatikan sumber panas yang ada di dalam ruangan. Pada beberapa ruangan, terutama yang rumahnya di ujung dan dindingnya terekspos matahari, dindingnya akan terasa panas akibat terlalu lama terpapar matahari. panas dari dinding ini tentu akan menaikkan suhu ruangan, dan membuat kompresor AC bekerja lebih lama, yang berakibat pada naiknya tagihan listrik.

Solusi dari permasalahan ini adalah, teman-teman dapat menggunakan cat anti panas yang dijual pada beberapa brand cat. Cat ini merupakan cat dengan komposisi khusus, sehingga panas dari matahari akan tertahan dan tidak membuat tembok bagian dalam ruangan menjadi panas. Penggunaan cat ini secara tidak langsung akan menurunkan suhu ruangan dan memperingan kerja AC, sehingga dapat menurunkan tagihan listrik.

Kulkas adalah peralatan elektronik yang unik, karena dinyalakan secara terus-menerus selama 24 jam. Sesuai dengan rumus tagihan listrik, semakin lama alat digunakan, maka akan semakin tinggi biaya listriknya, sehingga kulkas juga menjadi salah satu komponen utama dalam tagihan listrik.

Prinsip Kerja Kulkas

Kulkas memiliki prinsip kerja yang persis sama dengan AC, yaitu berupa proses kompresi, kondensasi, ekspansi, dan evaporasi. Terdapat pula komponen kompresor yang berisi gas refrigeran, persis seperti pada AC. Hal yang berbeda adalah tidak adanya kipas pada kondensor dan evaporator, sehingga kedua komponen tersebut tidak perlu dibersihkan.

Memilih Kulkas yang Cocok

Teman-teman perlu memilih ukuran kulkas yang cocok, yang disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari. Memilih kulkas yang terlalu besar dengan daya tinggi akan mengakibatkan tagihan listrik menjadi tinggi, padahal sebenarnya kulkas tidak pernah terisi penuh. Sebelum membeli kulkas, teman-teman dapat survey terlebih dahulu mengenai ukuran kulkas pada toko elektronik, dan memperkirakan kebutuhan kulkas yang akan dibeli. Ingat, bahwa selisih 20 watt pada kulkas akan sangat berdampak pada tagihan listrik, karena kulkas ini akan dipakai full non stop selama 24 jam setiap harinya.

Penempatan Kulkas yang Baik

Kulkas sebaiknya diberi ruang yang cukup, dan jangan diletakkan terlalu dekat dengan dinding. Penempatan kulkas yang optimal biasanya dibahas pada buku user manual masing-masing kulkas, namun umumnya perlu diberi jarak 10 cm dari samping dan belakang. Dengan cukupnya ruang kulkas, maka kondensasi atau proses menurunkan suhu gas refrigeran tekanan tinggi (baca kembali di prinsip dasar AC) akan lebih maksimal, sehingga kompresor akan bekerja lebih ringan. Sebaliknya, apabila jaraknya tidak cukup maka kulkas akan cepat panas, sehingga proses pendinginan menjadi tidak maksimal dan kompresor akan bekerja dengan lebih berat yang berakibat pada naiknya tagihan listrik.

Jarak optimal kulkas dari dinging
Sumber: lg.com
Jangan Terlalu Sering dan Lama dalam Membuka Kulkas

Bayangkan teman-teman akan memasak nasi goreng, menggunakan nasi kemarin. Seluruh bahan-bahannya mulai dari cabe, nasi, ayam, sayuran, dan bumbu ada dalam kulkas. Ketika akan mengolah bumbu, teman-teman membuka kulkas dan mengambil bumbu. Selesai mengolah bumbu, dilanjut dengan memotong ayam, teman-teman membuka kulkas lagi untuk mengambil ayam. Setelah itu, proses memasak, kulkas dibuka lagi untuk mengambil nasi, dan seterusnya. Proses ini akan menyebabkan banyak udara panas yang masuk ke dalam kulkas, sehingga akan menaikkan suhu dalam kulkas yang berakibat pada kompresor akan bekerja lebih keras.

Apabila teman-teman hendak memasak, sebaiknya disiapkan dahulu seluruh bahan-bahan, terutama yang ada dalam kulkas, sehingga kulkas hanya dibuka sekali di awal dan kompresor tidak terlalu keras dalam bekerja. Strategi ini akan menurunkan konsumsi energi listrik dari penggunaan kulkas.

Jangan Masukkan Makanan Panas

Ini biasanya terjadi kalau teman-teman membuat puding atau kue basah lainnya. Biasanya adonan agar-agar direbus, kemudian dimasukkan ke dalam mangkok atau cetakan, dan langsung dimasukkan ke dalam kulkas. Hal ini sangat tidak disarankan, karena makanan panas tadi akan menaikkan suhu di dalam kulkas dan memperberat kerja kompresor.

Solusinya adalah, sebaiknya teman-teman mendiamkan makanan panas tersebut pada suhu ruangan. Setelah makanannya cukup dingin, baru deh dimasukkan ke dalam kulkas.

Meskipun seterika hanya digunakan seminggu sekali, namun alat ini juga memiliki potensi penghematan apabila digunakan dengan baik, karena daya dari seterika sendiri cukup tinggi, yaitu berkisar 300 watt (setara dengan 15 buah lampu 20 watt). Dengan strategi menyeterika yang baik, maka durasi pemakaian seterika akan dapat dikurangi sehingga tagihan listrik juga dapat berkurang.

Sebelum membahas strategi penghematan, ada baiknya mengerti mengenai prinsip kerja seterika. Sama seperti kulkas dan AC, seterika juga memiliki mekanisme on dan off otomatis, dengan menggunakan bimetal. Saklar bimetal otomatislah yang bekerja ketika teman-teman perhatikan lampu di seterika yang menyala ketika pertama kali dinyalakan, dan mati ketika sudah cukup panas. Energi listrik akan digunakan untuk memanaskan elemen pemanas yang ada di dalam seterika, dan ketika sudah cukup panas, saklar bimetal akan mematikan catu listrik. Nanti ketika suhu sudah menurun, bimetal akan menyalakan seterika kembali agar suhu seterika kembali naik ke temperatur yang diinginkan. Energi listrik hanya terpakai ketika saat kondisi on (elemen pemanas bekerja).

Prinsip Kerja Seterika
Sumber: Fisika.co.id

Terdapat dua strategi penghematan seterika. Strategi pertama ialah fokus ketika menyeterika, dan tidak berbarengan dengan mengerjakan yang lain yang akan memperlambat pekerjaan menyeterika (semisal menyeterika sambil masak, atau bermain smartphone). Ketika kita tidak fokus menyeterika, semisal sambil menggoreng ayam, maka kita akan tetap membayar tagihan listrik ketika ditinggal pergi memasak. Meskipun waktunya kecil, namun perlu diingat, bahwa daya seterika ini cukup besar dan kurang lebih setara dengan 15 buah lampu 20 watt, sehingga jumlah energi yang terbuang percuma akan cukup signifikan.

Strategi kedua adalah dengan menyeterika pakaian dalam jumlah banyak sekaligus, dan menghindari terlalu sering menyeterika dengan jumlah pakaian sedikit. Bayangkan seterika teman-teman sebelum dinyalakan, masih berada pada kondisi suhu ruangan (25°C). Ketika seterika pertama kali dinyalakan, seterika perlu waktu 1-2 menit untuk menaikkan suhu seterika dari suhu ruangan ke suhu panas (misal 140°C). Proses naiknya suhu ini memerlukan energi listrik (yang nantinya kita bayar), meskipun kita belum dapat menggunakan seterika dikarenakan belum panas. Nah, semakin sering kita menyeterika dengan jumlah pakaian sedikit, maka akan semakin besar juga listrik kita bayar untuk memanaskan seterika di awal. Dengan menyeterika dalam jumlah besar, maka energi listrik awal seterika dapat kita minimalisir.

Kesimpulan

Demikian sharing mengenai strategi penghematan listrik pada peralatan rumah tangga. Dapat disimpulkan bahwa inti dari menghemat energi listrik adalah mematikan peralatan bila tidak digunakan, pilihlah brand dan kapasitas/ukuran sesuai kebutuhan, dan gunakan alat sesuai dengan petunjuk dari manual book (terkait penggunaan, servis dll). Semoga bermanfaat bagi teman-teman semua.


Yanuar Mahfudz Safarudin adalah dosen ASN dari Politeknik Negeri Semarang, yang saat ini sedang menempuh studi lanjut program doktor bidang teknik elektro pada United Arab Emirates University (UAEU) Al Ain, Abu Dhabi. Yanuar juga memiliki channel YouTube yang dapat dilihat pada https://www.youtube.com/@el-mahfudz1183